Seorang gadis kecil bernama Poppy mempunyai nenek yang sudah lanjut usia dan sudah tidak dapat berjalan lagi. Keluarga Poppy tinggal di atas sebuah bukit. Setiap hari sinar matahari mengintip masuk melewati jendela timur rumah mereka dan sinar itu membuat segala sesuatu tampak cerah dan indah. Kamar neneknya berada di sebelah barat yang mana sinar matahari tidak dapat masuk ke kamar itu. Hal itu membuat Poppy bertanya kepada papanya,” Papa, mengapa matahari tidak mengintip ke kamar nenek?” Poppy tahu bahwa nenek pasti sangat menyukainya. Papanya menjawab,” Matahari tidak bisa masuk dari jendela barat, karena matahari terbit dari sebelah timur.” Nah, kalau begi tu kita putar saja rumah ini. Papanya menjelaskan,” Rumah ini tidak bisa diputar, karena sudah dibangun seperti ini.” Poppy kembali bertanya,” Apakah nenek tidak akan pernah mendapatkan sinar matahari di kamarnya?” Dengan sabar papanya menjawab,” Tentu saja tidak, kecuali engkau membawakannya segenggam sinar matahari.”
Poppy terus memikirkan bagaimana ia dapat membawa segenggam sinar matahari kepada neneknya. Saat berada di kebun ia merasakan sinar matahari menerpa rambut keemasannya, ketika duduk ia melihat sinar matahari ini dalam bajuku dan membawanya
kepada nenek. Ia melompat berdiri kemudian berlari ke kamar neneknya. “Nenek, lihatlah, aku membawa segenggam sinar matahari untukmu.” Poppy membuka bajunya, tetapi sinar matahari sama sekali tidak tampak. Neneknya tersenyum dan berkata,” Sinar matahari itu mengintip di matamu cucuku dan bersinar terang dalam rambut keemasanmu.” Poppy tidak mengerti bagaimana sinar matahari bisa ada di mata dan rambutnya, tetapi ia senang bahwa ia bisa membuat neneknya bahagia. Setiap pagi ia bermain dai taman, kemudian berlari ke kamar neneknya untuk membawa hadiah, yaitu segenggam sinar matahari dalam mata dan rambutnya.
Pesan dari cerita ini adalah betapa berharganya sebuah perhatian, walaupun bentuknya sederhana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar